19 Januari 2009

GELISAH DAN SUNYI

SAJAK AA MANGGENG

acap sekali gelisah memporak-porandakan kedamaian
sedangkan sepi datang sendiri-sendiri tanpa kawalan
sepi juga sangat kompromi bahkan terdepak diam-diam dan pergi
mencari hati yang ditinggalkan kebahagiaan.

acap sekali gelisah menghalau perasaan sunyi
sedangkan sunyi datang dalam kedangkalan perasaan
menyusup ke sela-sela rimbun kegaduhan
mencari ujudnya yang dilimbung ketidakpastian.

gelisah terungkap ketika kesunyian membuka koridor alam perasaan
dan membiarkan pertarungan berkecamuk di lorong-lorong hampa

sunyi terungkap ketika kegelisahan menutup rapat-rapat pintu hati
dan membiarkan syair-syair kerinduan dan keterasingan bernyanyi.

gelisah dan sunyi adalah percakapan
tanpa kata-kata pun
punya makna.

(ACEH’1999)

DINIHARI DI TAMAN KAMBOJA

SAJAK AA MANGGENG

(Elegi dari Idi Cut)
bunga kamboja berguguran di sebuah pedalaman
padahal angin sangat bersahabat malam itu
di jalan-jalan mencekam
isyarat kedukaan tanpa terduga

bunga kamboja berguguran di sebuah pedalaman
aromanya ditiup angin ke seluruh penjuru
siapa yang sanggup menutup rahasia duka
atas kebiadaban manusia

pohon kamboja yang tumbuh di taman kita
penghias kebun-kebun negeri
adalah dia yang lahir dari sejarah
lalu gugur bunganya
luruh daunnya
tercabut akarnya
tumbang batangnya

kamboja, bunga kamboja
seorang ibu mencari anaknya
yang terkapar di bawah rontokan bunga
dalam gelimangan darah bersama orang-orang
yang tak tahu apa-apa.

(ACEH, 3 Pebruari 1999)

MENARIK DIRI

Ini ladang kita
tempat menyemai benih cinta
tempat kita memanen nasib
dan tempat menggambar harapan-harapan
dilangit
selalu dilangit
itulah sejarah
kini langit telah berubah
jadi kanvas dan sejumlah lukisan
berbentuk angan-angan.

masih di ladang kita
cinta tumbuh dalam ruang yang sempit

(ACEH,1999)