18 Januari 2009

LENYAP - SENYAP

AA MANGGENG

Unggun kemuliaan di kamar tidur saudaraku
Telah redup oleh silau cahaya yang menyusup

Ketekunan yang ditidurkan jadi rayap-rayap
Merobohkan tiang penyangga rumah

Jangan berkata mungkin
karena pemusnahan

Jangan berkilah janji
karena mungkir

Hidupkan bara dengan napas cinta
Dan yang pergi dari keterkejutan
Adalah keriuhan yang mengabaikan sunyi

Unggun kemuliaan tepiskan silau cahaya
Dengan membuka celah lebih terbuka
Lalu tatap lekat-lekat diluar yang saudaraku anggap gelap.

Ketekunan yang dirampas rayap-rayap
Musti diganti dengan tiang keimanan
Sebab kelalaian terlalu mengendap-endap.

(ACEH’1993)

DIORAMA

SAJAK AA MANGGENG

Kita tidak perlu menangis, saudaraku
Hanya karena disiksa dan dihabisi
Sebab air mata seketika habis diseka

Kita hidupkan kesunyian yang teguh
Dan rebahkan keriuhan yang gelap

Sebentar lagi diorama kegelisahan akan dipertontonkan
Dari peran-peran pencabulan, pemerkosaan dan pembunuhan
Siapkan nurani kita menyaksikan hidup mereka

Kita hidupkan kesunyian yang teguh
Dan rebahkan keriuhan yang gelap

(ACEH’1998)

NYALA

Sajak AA MANGGENG:

nyalakan unggun dalam jiwamu, saudaraku
agar malam tidak kelamkan kehidupan
dan kita masih bisa berkirim kabar tentang kematian
pada setiap hari yang kita tunggu-tunggu itu
menjadi rutin jadinya

nyalakan unggun dalam jiwamu, saudaraku
agar semangat tetap menggelora dalam dada
dan kita tepis keraguan dijalan-jalan kebenaran
pada setiap keputusan yang kita sepakati bersama
adalah martabat kemanusiaan kita

cahaya jangan sampai silaukan ruang dan waktu
gelora jangan sampai jadi ria, saudaraku
timbang-timbangkan antara yang jihad dan dendam
agar unggun dalam jiwa memancarkan suluh kebenaran.

(ACEH’ 1999)

HPH HPHH

SAJAK AA MANGGENG:

nyiur hijau indonesiaku subur yang dinyanyikan
tidak lagi masuk dalam sukma
lagu syukur pada penutup rangkaian acara televisi
dengan hamparan keindahan alam
juga mengajak indonesia bersyukur dalam gambar
sebelum tertidur

impian putra-putri bangsa merambat kehutan-hutan
merambah rimba raya tempat berteduhnya penyanyi alam
tanpa meminta gedung-gedung pencakar untuk berlindung
di sini damai bersama pepohonan

badut-badut dengan topeng wajah majikannya
menyingkirkan suara-suara alam dan
kicau burung terusir ke padang tandus tak bertuan
indonesia berkibar ke atap-atap dunia lewat lagunya yang merdu

hari ini lembar-lembar surat keputusan
menyumbat mulut penyanyi alam yang khitmat di rimba
berteduh di bawah rimbun indonesia yang dibanggakan
berjuta-juta orang semakin tak mengerti makna
yang dilagukan
badut-badut dengan suara sumbang
membeo isi kertas yang sudah dibubuhi tanda tangan.

(NYANYIAN PANTAI SELATAN, 1990)